SimpanSimpan Sejarah Masjid Di Indonesia Untuk Nanti. 100% (1) 100% menganggap Belanda yang terkenal pada th. 1900 an. - Semua ragam hias bangunan dari kayu (termasuk hiasan pada interior dan ukir-ukiran dari kayu) A Propos de la 'Petite Mosquee" de Peninggalan Kepurbakalaan Islam di Pesisir Jatinom, Archipel 30 , 1985 Kebudayaanyang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. JustruIndonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki banyak variasi bangunan. Pendapat soal bangunan di Indonesia cenderung monoton tentu saja tidak benar. Adanya banyak variasi bangunan di Indonesia tidak lain karena wilayah negara ini yang sejak dahulu merupakan melting pot jalur perniagaan, selain faktor kolonialisme Eropa. MasjidLanggar Dalem menjadi bukti peninggalan sejarah pada masa awal perkembangan islam di wilayah kudus. Hal ini dilandasi dengan sengkalan memet yang dibaca trisula pinulet naga di perkirakan Masjid Langgar Dalem didirikan pada tahun 885 H atau 1480 M. Sehingga, berdirinya Masjid Langgar Dalem ini dihubungkan dengan Sunan kudus. kenapaikan di namakan ayam ringkasan kembalinya Belanda ke Indonesia Kenapa prastasi hindu budha sebqgai iptek infokom jelaskan 1.menurut Sartono kartodirdjo sejarah pada hakekatnya dibatasi oleh dua hal, yaitu sejarah dalam arti objektif Jelaskan yang dimaksud sejarah dalam ar KemajuanPemerintahan Islam di Eropa. Selama delapan abad umat islam memerintah di Spanyol, banyak sejarah dan kemajuan yang telah dicapai mengingat delapan abad bukanlah waktu yang singkat. Umat islam berhasil membawa sejarah yang baik bagi penduduk Spanyol karena mereka tidak memperlakukan penduduk Spanyol sebagai jajahan dan berlaku-semena-mena. satunyasejarah Indonesia. Tanpa adanya landasan sejarah yang sama, yang dialami dan dihayati oleh seluruh rakyat Indonesia, perasaan bersamaa (sense of belonging) sebagai sebuah nasion sulit ditumbuhkan. Dengan kata lain, nasionalisme kita antara lain didasarkan pada pengalaman sejarah yang sama yang terbentuk akibat adanya penjajahan. Di Kudus, Jawa Tengah, terdapat sebuah bangunan masjid yang unik. Masjid Menara Kudus namanya. Masjid ini dipercaya merupakan peninggalan salah satu Wali Songo, yakni Sunan Kudus. Masjid yang didirikan sekitar abad 15 atau 16 Masehi ini merupakan potret akulturasi antara Islam dan Hindu. 8BmHz. Jakarta - Mulai dari Perlak di tahun 840 Masehi, kerajaan-kerajaan Islam mulai tersebar ke seluruh nusantara. Meninggalkan banyak peninggalan yang hingga saat ini bisa kita lihat secara langsung. Ragam peninggalan atau bukti sejarah tersebut di antaranya adalah batu nisan dan makam raja-raja, mata uang dirham, museum, benteng, patung, hingga dapat dilihat secara langsung, beberapa peninggalan bahkan masih berfungsi dan terawat dengan baik. Hingga bisa dikunjungi dan digunakan oleh masyarakat. Salah satu jenis peninggalan yang masih berfungsi hingga saat ini adalah masjid. Berikut adalah beberapa masjid menawan peninggalan dari kerajaan Islam di Indonesia1. Masjid Sultan TernateMasjid ini merupakan peninggalan dari Kesultanan Ternate yang terletak di Maluku Utara. Didirikan pada 1257 oleh Sultan Marhum, kesultanan ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Dikutip dari Indonesia Kaya, Masjid Kesultanan Ternate atau yang dikenal juga dengan Sigi Lamo mulai dibangun sejak pemerintahan Sultan Zainal Abidin, yaitu Sultan Ternate kedua. Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa pembangunannya baru dimulai pada abad 17, pada masa pemerintahan Sultan Saidi sudah berusia sangat tua, masjid ini masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini. Aturan serta tradisi yang sudah ada sejak dulu juga masih dijalankan dengan sangat baik. Contohnya adalah aturan yang mengharuskan jemaah menggunakan kopiah ketika memasuki bagian dalam masjid serta larangan penggunaan sarung yang membuat para jemaah harus menggunakan celana panjang saat segi arsitektur, masjid ini sangat unik. Masjid berbentuk limas dengan 6 undakan. Masjid ini juga tidak memiliki kubah seperti masjid pada umumnya. Menilik dari denah bangunan dan atapnya, masjid ini mirip dengan masjid-masjid tua di Pulau Jawa. Meski sederhana, namun masjid ini menyimpan keindahan dan keunikannya Masjid Tua KatangkaMerupakan peninggalan dari Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini berdiri sejak tahun 1300 dan mulai mengadopsi Islam secara resmi pada awal 1600-an. Melansir dari Tirto, Masjid Tua Katangka didirikan sekitar tahun 1603 Masehi. Namun ada juga pendapat lain yang menyebutkan bahwa masjid ini berdiri pada abad 18 arsitekturnya, masjid ini memiliki tiga unsur bangunan, yakni alas, badan, dan atap. Masjid ini berbentuk segi empat dengan atap tumpang satu yang ditunjang oleh empat tiang utama yang berukuran besar dan dilengkapi oleh empat tiang besi dengan ukuran kecil. Pada puncak masjid awalnya terdapat sebuah mustaka atau kubah yang terbuat dari keramik. Namun, kini sudah hancur dan digantikan dengan Katangka hingga kini masih berdiri kokoh dengan keadaan yang sangat terawat. Masjid ini juga masih digunakan untuk kegiatan beribadah sehari-hari oleh warga Masjid Raya Baiturrahman AcehMasjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh Foto Syanti/detikcomSiapa yang tidak mengenal masjid ini. Masjid ini merupakan peninggalan dari Kesultanan Malaka yang didirikan pada tahun 1405. Masjid ini terletak di Jl. Mohd Jam, Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman, Banda yang berdiri tegak di tengah hantaman tsunami pada 2004 lalu ini hingga kini masih berdiri dengan menawan dan menjadi salah satu ikon Provinsi Aceh. Dilansir dari laman Banda Aceh Tourism, masjid ini memiliki arsitektur yang berkembang dari Kekaisaran Mughal di India. Bangunan Masjid Raya Baiturrahman memiliki dekorasi berupa payung raksasa serupa dengan yang ada di Masjid kini, Masjid Raya Baiturrahman masih digunakan oleh masyarakat Aceh. Masjid ini dapat menampung hingga jemaah. Masjid ini juga dilengkapi oleh area parkir yang sangat luas hingga dapat menampung ratusan mobil dan Masjid Agung DemakMerupakan peninggalan dari Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1478. Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, masjid ini diperkirakan didirikan oleh Raden Patah, sekitar abad ke 15 arsitektur, masjid ini memiliki bangunan induk dan serambi. Bangunan induk mempunyai empat tiang utama yang disebut dengan saka guru dan merupakan ruangan tertutup. Sedangkan bangunan serambi merupakan sebuah bangunan terbuka. Atap masjid berbentuk limas yang disangga oleh delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap ini memiliki tiga tingkatan yang melambangkan iman, Islam, dan Agung Demak hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat. Selain untuk beribadah, masjid ini juga kerap dikunjungi oleh wisatawan yang ini melihat secara langsung keindahan masjid ataupun mengunjungi makam raja-raja dan Museum Masjid Agung Demak yang terletak di dalam komplek empat masjid peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Meski masjid-masjid ini tersebar di empat pulau berbeda, namun kemiripan corak khas kerajaan Islam dapat. Selain untuk beribadah, masjid ini juga bisa banget lho dikunjungi oleh travelers yang ingin menikmati keindahan arsitektur masjid dan meresapi sejarah perjalanannya. Simak Video "Peninggalan Sejarah yang Tersingkap Usai Gelombang Panas di Eropa" [GambasVideo 20detik] ysn/ddn Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Islam mengajarkan penganutnya untuk membela tanah air. Hal inilah yang meyebabkan banyak munculnya para pejuang Islam. Selain itu, tempat ibadah agama Islam yakni masjid juga menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia. Masjid bersejarah di Indonesia berada di berbagai wilayah Indonesia. Pada artikel ini akan dibahas mengenai masjid bersejarah di Indonesia. Masjid bersejarah di Indonesia tersebut diantaranyaMasjid Raya BaiturrahmanAcehMasjid Raya Baiturrahman adalah bangunan bersejarah di Aceh yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda tahun 1612. Terdapat juga yang menyatakan bahwa masjid ini dibangun lebih awal, yaitu pada masa Sultan Alaidin Mahmudsyah tahun 1292. Masjid ini selamat dari Tsunami Aceh tahun 2004. Pada saat penyerangan Kesultanan Aceh tanggal 10 Aoril 1873, masjid ini dijadikan masyarakat Aceh sebagai benteng pertempuran untuk menyerang Pasukan Royal Raya Al Mashun MedanMasjid Raya Al Mashun atau Masjid Raya Medan dibangun oleh Sultan Ma’mud Al Rasyid Perkasa Alam pada tanggal 21 Agustus 1906. Pembangunan baru bisa diselesaikan pada tanggal 10 September 1909 yang ditandai dengan pelaksanaan Shalat Jum’at pertama di masjid pemimpin Kesultanan Deli, Sultan Ma’mud Al Rasyid Perkasa Alam sengaja membuat masjid yang lebih mewah dibandingkan dengan istananya sendiri. Beliau berprinsip bahwa hal ini lebih utama dibandingkan kemegahan istananya, yaitu Istana Maimun yang juga termasuk dalam bangunan bersejarah di Raya Ganting PadangMasjid Raya Ganting berlokasi di Kelurahan Ganting Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang. Masjid ini sudah ada sejak masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Pendirian masjid ini diprakrasai oleh tiga orang pemuka masyarakat, yaitu Angku Gapuak yang merupakan seorang saudagar di pasar gadang, Angku Syech Haji yang merupakan seorang pemimpin kampung, dan Angku Syech Kapalo Koto yang merupakan seorang ulama cukup berpengaruh. Saat itu di Gantiang hanya ada rumah ibadah berbentuk tokoh ini berperan dalam merencanakan dan mengusahakan tanah untuk masjid. Masyarakat Suku Chaniago di Gantiang dengan ihlas menyerahkan sebidang tanah miliknya untuk diwakafkan. Ketiga tokoh tersebut menghubungi para saudagar di Pasar Gadang untuk mendapatkan dana. Selain itu, mereka juga menghubungi rekan-rekan mereka di Sibolga, Medan, dan Aceh serta ulama-ulama di Minangkabau dengan maksud yang sama. Masjid Raya Ganting pun akhirnya berdiri pada tahun Istiqlal JakartaPembangunan Masjid Istiqlal dipelopori oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu Ir. Soekarno. Ir. Soekarno melakukan peletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjd Istiqlal pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek dari masjid yang menjadi bangunan bersejarah di Jakarta ini adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan. Taman Wilhelmina dipilih sebagai lokasi pembangunan Masjid. Selain itu, letaknya yang berdampingan dengan Gereja Katedral melambangkan semangat persaudaraan, persatuan, dan toleransi beragama sesuai Agung Banten BantenMasjid Bersejarah di Indonesia selanjutnya adalah Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin pada 1556. Beliau adalah sultan pertama dari Kesultanan Banten yang merupakan putra pertama Sunan Gunung Jati. Masjid Agung Banten memiliki atap bangunan utama yang bertumpuk lima dan mirip dengan pagoda Cina yang merupakan karya arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut. Masjid ini memiliki kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta keluarganya. Menara masjid ini menyerupai bentuk bangunan mercusuar. Baca juga sejarahKerajaan Agung Sang Cipta Rasa CirebonMasjid Agung Sang Cipta Rasa adalah peninggalan Kerajaan Cirebon. Masjid tertua di Cirebon ini dibangun sekitar tahun 1480 M. Hal ini bersamaan dengan Wali Songo menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Kata sang bermakna keagungan, cipta bermakna dibangun, dan rasa yang berarti masjid ini melibatkan sekitar lima ratus orang yang didatangkan dari Demak, Majapahit, Demak, dan Cirebon. Sunan Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya dan menggandeng Raden Sepat untuk membantu Sunan Kalijaga merancang bangunan tersebut. Adzan Pitu akan digelar setiap Shalat Jum’at di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Adzan Pitu adalah adzan yang dilaksanakan oleh tujuh orang muadzin berseragam putih secara Menara Kudus KudusMasjid Menara Kudus atau Masjid Al Manar memiliki nama resmi Masjid Al Aqsa Manarat Qudus. Masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi atau 956 ini memiliki menara yang mirip bangunan candi dengan pola arsitektur yang memadukan konsep Islam dan budaya Hindu-Buddha. Hal ini menunjukkan adanya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa. Masjid ini sering dikunjungi peziarah yang ingin berziarah ke makam Sunan Kudus. Masjid Menara Kudus menjadi pusat keramaian pada Festival Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Agung Demak DemakMasjid Agung Demak adalah peninggalan Kerajaan Demak yang terletak di Kampung Kauman, Kabupaten Demak. Masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para wali yan menyebarkan Islam di tanah Jawa, yaitu Walisongo. Masjid ini diperkirakan dibangun oleh Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Patah bersama dengan Wali Songo membangun masjid ini dengan memberi gambar serupa bulus. Hal ini adalah candra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang berarti tahun 1401 Saka. Berdasarkan simbol ini, Masjid Agung Demak diperkirakan berdiri pada tahun 1401 Saka dan tanggal 1 Shofar. Baca juga sejarah Kerajaan Agung Sunan Ampel SurabayaMasjid Agung Sunan Ampel berada di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampit, Kota Surabaya. Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel tahun 1421. Pendirian masjid ini dibantu sahabat karibnya yakni Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji serta santrinya. Kawasan Masjid Agung ini ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemerintah Kota Kotagede YogyakartaMasjid Kotagede didirikan oleh Panembahan Senopati Sutowijoyo pada tahun 1587. Masjid ini memiliki prasasti yang menyatakan bahwa masjid ini dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama didirikan pada masa Sultan Agung yang hanya berupa bangunan inti masjid yang berukuran kecil dan saat itu disebut kedua yakni masjid didirikan Raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X. Perbedaan bagian masjid yang dibangun antara tahap pertama dan tahap kedua adalah pada tiangnya. Bagian yang dibangun oleh Sultan Agung tiangnya berbahan kayu, sedangkan bagian yang dibangun Paku Buwono X tiangnya berbahan Tua Palopo PalopoMasjid Tua Palopo dibanguan oleh Datuk Sulaiman yang bergelar Datuk Pattimang pada tahun 1604. Masjid ini berusia cukup tua dan saat ini mencapai 5 abad, sehingga masjid ini dinamakan Masjid Tua Palopo. Masjid Tua Palopo didirikan saat Kerajaan Luwu mencapai kejayaannya di bawah pemerintahan Datu Puyung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi atau Sultan Abdullah Matinroe. Saat itu, Kerajaan Luwu sudah memeluk Tua Al-Hilal Katangka GowaMasjid Bersejarah di Indonesia selanjutnya adalah Masjid Tua Al-Hilal Katangka sering disebut Masjid Tua Katangka. Masjid tua ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV I Manga’rangi Daeng Manrabbia atau Sultan Alauddin I pada tahun 1603. Masjid ini memiliki bangunan yang menyerupai arsitektur Masjid Agung Demak. Masjid ini ditopang oleh empat tiang utama sebagai simbol empat sahabat utama Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Mantingan JeparaMasjid Mantingan merupakan masjid kuno yang didirikan pada masa Kesulatanan Demak, yaitu 1481 Saka atau 1559 Masehi. Hal ini berdasarkan petunjuk dari condo sengkolo yang terukir pada sebuah mihrab Masjid Mantingan oleh R. Muhayat Syeh, Sultan Aceh yang bernama R. Toyib. Beliau menikah dengan Ratu Kalinyamat Retno Kencono, yaitu putri Sultan Trenggono. Akhirnya beliau mendapat gelar Sultan Hadiri dan dinobatkan sebagai Adipati Jepara. Terdapat makan Sultan Hadiri dan waliullah Mbah Abdul Jalil atau yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar di dalam kompleks Sultan Suriansyah BanjarmasinMasjid Sultan Suriansyah merupakan masjid tertua di Pulau Kalimantan yang berlokasi di Kota Banjarmasin. Masjid ini dibangun antara tahun 1525-1550 M pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah. Beliau ada Raja Banjar pertama yang memeluk agama tua ini memiliki keunikan yakni atapnya masih asli dan hanya puncaknya yang mengalami perubahan diganti dalam bentuk kubah. Namun, wujud aslinya yakni atapnya yang berbentuk tumpang empat masih terlihat dengan jelas. Saat belum dipugar, bagian atasnya terdapt sungkul yang terbuat dari kayu ulin. Sungkul masjid ini disimpan di Museum Lambung Mangkurat Banjar Wapauwe Maluku TengahMasjid Wapauwe dibangun pada 1414 dan hingga kini masih kokoh berdiri. Masjid ini awalnya bernama Masjid Wawane karena dibangun di lereng Gunung Wawane oleh keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloko Kie Raha empat gunung Maluku, Pernada Jamilu. Masjid ini berdiri di atas tanah yang disebut Teon Samaiha oleh warga setempat. Masjid Wapauwe dibangun tanpa paku yang menyatukan setiap bagian-bagiannya, sehingga dapat dibongkar pasang. Perancangnya hanya menggunakan pasak kayu untuk menyambungkan setiap bangunan, sehingga konstruksi ini memungkinkan masjid dapat Saka Tunggal BanyumasMasjid Saka Tunggal adalah satu-satunya masjid di Pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Songo. Masjid ini sudah didirikan tahun 1288 M, yaitu 2 abada sebelum Wali Songo. Masjid ini adalah masjid tertua di Indonesia. Masjid ini dibangin saat masa Kerajaan Singasari. Hal ini sebagaimana yang tertulis di prasasti yang terpahat di masjid pembangunan Masjid Saka Tunggal terkait dengan tokoh penyebar Islam di Cikakak, yaitu Mbah Mustolih. Beliau hidup masa Kesultanan Mataram Kuno, sehingga tidak heran jika unsur Kejawen masih cukup melekat. Mbah Mustholih memang menjadikan Cikakak sebagai ā€œmarkasā€ yang ditandai dengan pembangunan masjid bertiang tunggal Jami Pontianak PontianakMasjid Jami Pontianak dikenal juga dengan nama Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman yang merupakan masjid pertama di Provinsi Kalimantan Barat. Masjid ini adalah peninggalan Kesultanan Pontianak yang terletak di Kampung Dalam Bugis. Masjid ini awalnya adalah langgar sederhana. Masjid Jami Pontianak mulai dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Usman 1819-1855, yaitu Sultan Ketiga Kesultanan batu pertama dilaksanakan pada tahun 1821. Pemberian nama masjid menjadi Masji Jami Sultan Abdurrahman adalah bentuk penghormatan kepada pendiri kota Pontianak, yaitu Sultan Sayyid Abdurrahman Alkadrie atau Sultan Pertama Kesultanan Pontianak. Baca juga sejarah Kota Jami Bua LuwuMasjid Jami Bua adalah masjid pertama yang didirikan sejak Islam masuk ke Tanah Luwu pada abad ke-15. Masjid ini dibangun sekitar 1600 Masehi. Masjid Jami Bua pernah dimasuki Tentara NICA pada masa penjajahan. Tentara NICA memukuli masyarakat yang sedang beribadah dan menginjak serta merobek—robek Al qur’an di dalam masjid. Insiden ini memicu kemarahan masyarakat Luwu, sehingga terjadi perlawanan pada tanggal 23 Januari 1946. Setiap tahunnya masyarakat Luwu memperingati hari ini sebagai Hari Perlawanan Masyarakat penjelasan mengenai masjid bersejarah di Indonesia. Masjid bersejarah ini juga menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Semoga uraian ini dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air akan kekayaan sejarah yang dimilliki. Semoga bermanfaat.